JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
NAMA : SURYANI BR NABABAN
NIM : A1C118093
DOSEN PENGAMPU :
Dr.Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
I.JUDUL :reaksi reaksi aldxehid dan keton
II.HARI,TANGGAL :rabu, 18 maret 2020
III.TUJUAN :adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
- Dapat memahami azas-azas reaksi senyawa karbonil
- Dapat memahami perbedaan reaksi antara aldehid dan keton
- Dapat menjelaskan jenis-jenis pengujian kimia sederhana yang dapat membedakan aldehid dan keton
IV. LANDASAN TEORi
Dalam memahami berbagai jenis reaksi senyawa kanonil khususnya aldehid dan keton adalah dengan memahami bahwa senyawa tersebut bersifat polar Karna memiliki satu ikatan kanonil yang memungkinkan adanya sipil pada ikatan rangkap karbon dan oksigen. Hal ini menyebabkan senyawa senyawa kanonil memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada dari alkena dengan berat molekul yangsama (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/20/reaksi-reaksi-aldehid-dan-keton198/)
Menurut Respasi (2016), ada beberapa hari reaksi alergis dan keton :
A. Reaksi oksidasi
Reaksi oksidasi digunakan untuk membedakan alergis dan keton. Dimana alergis sukar dioksidasi sedangkan keton tidak Karna keton tahan terhadap oksidatornya. Dimana oksidatornya alergis adalah larutan Ag dengan feeling karna Ag sangat lemah
B. Reaksi reduksi
Reaksi reduksi memiliki beberapa macam diantaranya:
- reaksi menjadi pinakol
-reaksi menjadi alkohol
-reaksi menjadi hidrokarbon
C. Reaksi adisi menjadi pinakol
Pada reaksi ini adisi bereaksi membentuk alkohol sekunder dan keton membentuk alkohol tersier
D. Reaksi adisi senyawa sianida
Dalam kehidupan sehari hari ini kita sering mendengar sianida adalah bahan kimia yang berbahaya dan banyak merugikan namun berbeda pada reaksi adisi dimana sianida berguna untuk pembuatan asam alfa hidroksi
Aldehid dan keton merupakan senyawa yang mudah larut namun antara aldehid dan keton yang paling reaktif ialah aldehid. Sudah banyak kimiawan yang mengembangkan percobaan ini dimana untuk menguji gugus fungsi dari aldehid tersebut sehingga banyaknya uji coba yang dilakukan dengan uji feeling dan uji bennedict. Dalam kehidupan kita sehari hari dapat dilihat dalam alkohol l, asam, reaksi aldehid dan keton. Dimana yang paling banyak di gunakan ialah alkohol(jampel,2013).
Menurut achmad (2010), meburut sifat dan strukturnya aldehid dan keton dapat di bedakan menjadi:
A. Aldehid mudah teriksidasi sedangkan keton tidak
B. Untuk rebahan Yabg sama dapat di bedakan bahwa aldehid lebih reaktif dibandingkan keton hal ini disebabkan Karna aldehid molekul nya lebih di lindungi dibandingkan keton.
C. Jika aldehid teriksidasi maka akan menghasilkan asam karboksilat,sedangkan keton tidak hal ini disebabkan Karna keton mengalami pemutusan ikatan rangkap menghasilkan dua ikatan asam karboksilat.
Menurut tim kimia organik (2016),aldehid dan keton merupakan senyawa yang memiliki gugus kanonil yang sama dimana dilambangkan C=O. Karna kesamaan yang dimiliki gugus ini maka sifat umumnya sama. Salah satu perbedaannya aldehid dan keton adalah dalam satu pereaksi yang sama aldehid lebih cepat berekasi daripada keton. Hal ini dikarenakan atom aldehid lebih dilindungi dsripada keton.. Dan perbedaan lainnya ialah aldehid lebih mudah mengalami reaksi oksidasi yabg dapat menghasilkan asambkarboksilat dibandingkan dengan keton.
V. ALAT dan BAHANA. Aldehid mudah teriksidasi sedangkan keton tidak
B. Untuk rebahan Yabg sama dapat di bedakan bahwa aldehid lebih reaktif dibandingkan keton hal ini disebabkan Karna aldehid molekul nya lebih di lindungi dibandingkan keton.
C. Jika aldehid teriksidasi maka akan menghasilkan asam karboksilat,sedangkan keton tidak hal ini disebabkan Karna keton mengalami pemutusan ikatan rangkap menghasilkan dua ikatan asam karboksilat.
Menurut tim kimia organik (2016),aldehid dan keton merupakan senyawa yang memiliki gugus kanonil yang sama dimana dilambangkan C=O. Karna kesamaan yang dimiliki gugus ini maka sifat umumnya sama. Salah satu perbedaannya aldehid dan keton adalah dalam satu pereaksi yang sama aldehid lebih cepat berekasi daripada keton. Hal ini dikarenakan atom aldehid lebih dilindungi dsripada keton.. Dan perbedaan lainnya ialah aldehid lebih mudah mengalami reaksi oksidasi yabg dapat menghasilkan asambkarboksilat dibandingkan dengan keton.
5.1 Alat
- Tabung reaksi
- Pengaduk
- Penangas
- Pipet Tetes
- Erlenmeyer
- Corong Hirsch
- Tutup Tabung Reaksi
- Labu 50ml
- Corong Buchner
5.2 Bahan
- Pereaksi Tollens
- n-heptanaldehid
- Perak nitrat 5%
- NaHSO3 jenuh
- NaOh 5%
- Air es
- Amonium hidroksid 2%
- Etanol
- Benzaldehid
- Fenilhidrazin
- Aseton
- Metanol
- Sikloheksanon
- HCl pekat
- Pereaksi benedict
- Dinitrofenilhidrazin
- Natrium sitrat
- Hidroksilamin HCl
- Natrium karbonat
- Natrium asetat trihidrat
- Aquadest
- Iodium
- CuSO4.5H2O
- Iodium iodida
- Pereaksi fehling
- Kalium iodida
- Natrium kalium tetrat
- Asetaldehid
- NaOH 10%
- Formaldehid
PROSEDUR KERJA
6.1 Uji cermin kaca, Tollens
- Diisi pereaksi tollens pada empat tabung reaksi (cara membuat siapkan satu tabung pereaksi yang bersih sekali, kedalam 2 ml larutan perak nitrat 5% tambahkan 2 tetes lar. NaOH 5%
- Ditambahkan tetes demi tetes sambil diaduk larutan amonium hidroksida 2% hanya secukupnya agar supaya larut pengujian akan gagal bila kebanyakan amonia
- Diuji benzaldehid, aseton, sikloheksanon, dan formalin dengan menambahkan masing-masing 2 tetes bahan tersebut kedalam tabung uji
- Diaduk campuran
- Didiamkan selama 10 menit
- Dipanaskan tabung didalam penangas air bila tidak terjadi reaksi selama 5 menit
- Diamati apa yang terjadi
6.2 Uji fehling dan bennedict
- Dibuat larutan benedict ( Cara membuatnya: larutan 173 gr natrium sitrat dan 100 gr natrium karbonat dalam 750 aquades, diaduk, disaring, lalu ditambahkan perlahan 17,3 gr CuSO4.5H2O dalam 100 ml air, diencerkan hingga volume total i L) atau 5 ml pereaksi fehling yang masih fresh (cara membuatnya: larutan A = 69 gr CuSO4.5H2O dalam 1 L air suling
- Dimasukkan 5 ml pereaksi bennedict kedalam 4 tabung reaksi
- Digunakan 5 ml pereaksi fehling yang masih fresh.
- Cara membuat : larutan A = 69 Gram CuSO4.5H2O dalam 1 liter air suling. Larutan B= 346 gram natrium kalium tartrat atau garam Rochelle didalam larutan NaOH 10%, dimana pereaksi fehling A dan B sama banyak baru di campur.
- Diuji formaldehid, n-heptanaldehid, aseton, dan sikloheksanon dengan memasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi yang berisi pereaksi fehling dan pereaksi Benedict.
- Ditempatkan tabung yang berisi tadi di air mendidih selama 10-15 menit.
6.3 Adisi bisulfit
- Dimasukkan 5 ml larutan NaHSO3 jenuh kedalam erlenmeyer 50 ml
- Didinginkan larutan dalam air es
- Ditambahkan 2,5 ml aseton tetes demi tetes sambil diaduk
- Ditambahkan 10 ml etanol setelah 5 menit untuk memulai kristalisasi
- Disaring kristal dengan corong Hirsch
- Diamati apa yang terjadi
- Ditambahkan beberapa tetes HCl pekat
6.4 Pengujian dengan Fenilhidrrazin
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi besar 5 ml fenilhidrazin
- Ditambahakan dengan 10 tetes bahan yang akan di uji yaitu : benzaldehida dan sikloheksanon.
- Ditutup tabung reaksi dan digoncang dengan kuat selama 1-2 menit hingga mengkristal.
- Disaring kristal dengan corong Hirsch dan dicuci dengan sedikit air dingin.
- Direkristalisasi dengan sedikit metanol dan etanol.
- Dikeringkan dan tentukan titik lelehnya.
- Digunakan dengan cara yang sama untuk 2,4-dinitrofenilhidrazin, buatlah turunan benzaldehid dan sikloheksanon. tentukan titik lelehnya.
6.5 Pembuatan Oksim
- Dimasukkan 1 gram hidrojsilamin HCl dan 1,5 gram natrium asetat trihidrat dalam erlenmeyer50 ml dan dilarutkan dalam 4 ml air .
- Dipanaskan larutan sampai 35 drajat celcius.
- Ditambahakan dengan sikloheksanon tutup dan gocang selama 1-2 menit.
- Dilihat pada waktu mana zat padat sikloheksanon-oksim akan terbentuk
- Didinginkan dalam lemari es.
- Disaring kristal dengan corong Hirsch
- Dicuci dengan 2 ml air es
- Dikeringkan dan tentukan titik lelehnya.
6.6 Reaksi Haloform
- Dimasukkan 5 teets aseton dalam erlenmeyer yang telah berisi 3 mllarutan NaOH 5%.
- Ditambahkan sekita 10 ml larutan iodium iodida.
- Cara membuat : dilarutkan 25 gram iodium dan50 gr larutan kalium iodida dalam 200 ml air.
- Digoncang sampai warna coklat tidak hilang lagi.
- Diamati odoform yang berwarna kuning akan mengendap dan bau khas yang timbul.
- Dilakukan pengujian terhadap isopropanol, 2-pentanon, dan 3-pentanon.
6.7 Kondensasi Aldol
- Ditambahkan 0,5 ml asetaldehid ke larutan NaOH 1% .
- Digoncang dan catat baunya (sisa asetaldehid).
- Dipanaskan campuran selama 3 menit.
- Dicatat, hati-hati bau tengikdari krotonaldehid.
- Disusun peralatan untuk merefluks.
- Dimasukkan 50 ml etanol, 1 ml aseton, 2 ml benzaldehidm dan 5 ml larutan NaOH 5%.
- Direfluks campuran selama 5 menit.
- Didinginkan labu dan kumpulkan kristal dengan corong Buchner.
- Direkristalisai dengan etanol dan tentukan titik lelehnya.
Video yang terkait dengan percobaan dapat dilihat pada link berikut:
https://youtu.be/zd50ddGdht8
https://www.youtube.com/watch?v=nDglRuHBTkw
Adapun permasalahan yang timbul ialah :
- Pada video kedua pada larutan gula yang dicampurkan larutan fehling A dan fehling B yang kemudian dipanaskan tidak menghasilkan perubahan warna sedangkan pada larutan glukosa yang dicampur dengan larutan fehling A dan fehling B yang dipanaskan mengalami perubahan warna menjadi merah bata. pertanyaannya kenapa pada larutan gula tidak terjadi perubahan warna sedangkan pada glukosa terjadi perubahan warna ?
- Mengapa kawat tembaga di panaskan dan dicelupkan pada methanol sebanyak 10 kali?
- Pada tersebut dilakukan pemanasan setelah di lakukannya pencampuran dari beberapa zat . apa fungsi dari pemanasan tersebut?