NIM : A1C118093
DOSEN PENGAMPU :
Dr.Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
DOSEN PENGAMPU :
Dr.Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
Prosedur dapat di lihat pada link dibawah ini:
https://suryaninababan526.blogspot.com/2020/01/praktikum-kimia-organik-1_27.html
https://suryaninababan526.blogspot.com/2020/01/praktikum-kimia-organik-1_27.html
VII. DATA PENGAMATAN
7.1 Analisa Unsur
a. Karbon dan Halogen
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
Serbuk CuO kering dikeringkan diatas pemanas busen
|
Tidak terjadi perubahan pada serbuk CuO
|
CuO panas di tambahkan gula dan di panaskan
|
Gula meleleh dan tercampur dengan serbuk CuO.
|
Dipindahkan kedalam tabung reaksi pyrex. Disusun dengan penyumbat dan pipa pengalir gas (pipa U) dialirkan kedalam tabung larutan Ca(OH)2 . lalu dipanaskan.
|
Terdapat gelembung-gelembung dan juga mengeluarkan asap pada pipa
|
b. Halogen
Tes Bellstein
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
Dipanaskan kawat tembaga
|
Timbul warna kemrah-merahan.
|
Dibiarkan dingin, ditetesi kawat tembaga dengan n-hexsana dan dipanaskan kembali
|
Terjadi perubahan warna menjadi orange.
|
Tes CaO
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
Dipanaskan cangkang telur (pengganti CaO) dalam tabung reaksi dan dipanaskan.
|
Tidak ada terjadi perubahan warna
|
Ditetesi n-hexsana 2 tetes saat masih panas
|
Cangkang telur berubah warna menjadi kecoklatan(gosong) dan mengeluarkan bau
|
Setelah dingin, ditambahkan dengan air suling lalu di didihkan . Dituang ke dalam gelas kimia dan larutanHNO3encer.
|
Larutan menjadi jernih dan terdapat banyak gelembung disekitaran cangkang telur yang naik ke permukaan tabung rx
|
c. Metode Leburan dengan Natrium
Belerang
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
Diasamkan putih telur dengan HCl dan didihkan . Diperiksa gas yang dihasilkan kertas saring yang sudah dibasahi dengan Pb-asetat terlebih dahulu. Ditambahkan 2 tetes larutan Na-nitroprosida.
|
Menimbulkan gas dan bau yang tak sedap. Terdapat gumpalan putih pada larutan
|
Halogen
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
Diasamkan larutan L (putih telur) 3 ml dengan HNO3 encer.
|
Larutan berwarna putih keruh.
|
Larutan dididihkan dan ditambahkan larutan AgNO3 5 ml dan dididihkan kembali.
|
Terjadi perubahan warna menjadi kuning,terdapat bau yang tak sedap. Dan terdapat endapan hitam kecoklatan.
|
7.2 Penentuan Kelas Kelarutan
a. Kelarutan dalam air
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
Dimasukkan 0,1 gr garam ditambahkan 3 ml air suling dan dikocok hingga larut
|
Larut.larutan jernih(+)
|
Dimasukkan 0,1 gr gula ditambahkan 3 ml air suling dan dikocok hingga larut
|
Larut. Larutan jernih (+)
|
Dimasukkan 0,1 gr tepung ditambahkan 3 ml air suling dan dikocok hingga larut
|
Tak larut.larutan keruh(-)
|
Dimasukkan 3 tetes minyak ditambahkan 3ml air suling dan dikocok hingga larut
|
Tak larut.
|
Dimasukkan 3 tetes putih telur ditambahkan 3 ml air suling dan dikocok hingga larut
|
Tak larut.
|
b. Kelarutan dalam eter
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
Dimasukkan 0,1 gr garam ditambahkan 3 ml eter dan dikocok hingga larut
|
Larut.
|
Dimasukkan 0,1 gr gula ditambahkan 3 ml eter dan dikocok hingga larut
|
Larut.
|
Dimasukkan 0,1 gr tepung ditambahkan 3 ml eter dan dikocok hingga larut
|
Tak larut.larutan keruh(-)
|
Dimasukkan 3 tetes minyak ditambahkan 3ml eter dan dikocok hingga larut
|
Larut.
|
Dimasukkan 3 tetes putih telur ditambahkan 3 ml eter dan dikocok hingga larut
|
Larut.Larutan jernih (+)
|
c. Kelarutan dalam NaOH
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
Dimasukkan 0,1 gr garam ditambahkan 3 ml NaOH dan dikocok hingga larut
|
Tak larut.
|
Dimasukkan 0,1 gr gula ditambahkan 3 ml NaOH dan dikocok hingga larut
|
Larut.
|
Dimasukkan 0,1 gr tepung ditambahkan 3 ml NaOH dan dikocok hingga larut
|
Tak larut.
|
Dimasukkan 3 tetes minyak ditambahkan 3 ml NaOH dan dikocok hingga larut
|
Tak larut.
|
Dimasukkan 3 tetes putih telur ditambahkan 3 ml NaOH dan dikocok hingga larut
|
Tak larut.
|
d. Kelarutan dalam NaHCO3
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
Dimasukkan 0,1 gr garam ditambahkan 3 ml NaHCO3 dan dikocok hingga larut
|
Tak larut.
|
Dimasukkan 0,1 gr gula ditambahkan 3 ml NaHCO3 dan dikocok hingga larut
|
larut.
|
Dimasukkan 0,1 gr tepung ditambahkan 3 ml NaHCO3 dan dikocok hingga larut
|
Tak larut.
|
Dimasukkan 3 tetes minyak ditambahkan 3 ml NaHCO3 dan dikocok hingga larut
|
Tak larut.
|
Dimasukkan 3 tetes putih telur ditambahkan3 ml NaHCO3 dan dikocok hingga larut
|
Tak larut.
|
e. Kelarutan dalam HCl
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
Dimasukkan 0,1 gr garam ditambahkan 3 ml HCl dan dikocok hingga larut
|
Larut.
|
Dimasukkan 0,1 gr gula ditambahkan 3 ml HCl dan dikocok hingga larut
|
Larut.
|
Dimasukkan 0,1 gr tepung ditambahkan 3 ml HCl dan dikocok hingga larut
|
Larut.
|
Dimasukkan 3 tetes minyak ditambahkan 3 ml HCl dan dikocok hingga larut
|
Larut.
|
Dimasukkan 3 tetes putih telur ditambahkan 3 ml HCl dan dikocok hingga larut
|
Larut.
|
f. Kelarutan dalam H2SO4 pekat
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
Dimasukkan 0,1 gr garam ditambahkan 3; ml H2SO4dan dikocok hingga larut
|
Tak larut.larutan keruh(-)
|
Dimasukkan 0,1 gr gula ditambahkan 3 ml H2SO4dan dikocok hingga larut
|
Larut.
|
Dimasukkan 0,1 gr tepung ditambahkan 3 ml H2SO4dan dikocok hingga larut
|
Tak larut.
|
Dimasukkan 3 tetes minyak ditambahkan3 ml H2SO4dan dikocok hingga larut
|
Tak larut.
|
Dimasukkan 3 tetes putih telur ditambahkan 3 ml H2SO4 dan dikocok hingga larut
|
Larut.
|
g. Kelarutan dalam H3PO4 pekat
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
Dimasukkan 0,1 gr garam ditambahkan 3 ml H3PO4dan dikocok hingga larut
|
Larut.
|
Dimasukkan 0,1 gr gula ditambahkan 3 ml H3PO4dan dikocok hingga larut
|
Larut.
|
Dimasukkan 0,1 gr tepung ditambahkan 3 ml H3PO4dan dikocok hingga larut
|
Larut.
|
Dimasukkan 3 tetes minyak ditambahkan 3 ml H3PO4dan dikocok hingga larut
|
Larut.
|
Dimasukkan 3 tetes putih telur ditambahkan 3 ml H3PO4 dan dikocok hingga larut
|
Larut.Larutan jernih (+)
|
VIII . PEMBAHASAN
8.1 Analisa unsur
8.1.1. karbon dan hidrogen
Pada saat serbuk CuO dikeringkan dan panaskan pada cawan porselin diatas Bunsen Tidak terjadi perubahan warna maupun wujud.
Pada saat serbuk CuO di tambahkan gula dan di panaskan kembali terjadi perubahan wujud yaitu gula meleleh.
Kemudian CuO dan gula di masukan kedalam tabung reaksi dan di rangkai dengan pipa pengalir gas dan sumbat dan tabung reaksi di panaskan terjadinya pengembunan pada tabung reaksi dan mengalir melalui pipa pengalir gas ke gelas kimia berisi Ca(OH)2 yang menghasilkan gelembung hal ini di sebabkan adanya kandungan karbon dan hidrogen.
8.1.2. Halogen
-tes Beilsteisen
Pada percobaan ini kami memanaskan kawat tembaga hingga membara (berwarna merah) kemudian kawat didinginkan dan di tetesi larutan n-heksana dan kembali di pijarkan yang menghasilkan warna oranye yang disebabkan terbentuknya uap cu-halida.
- tes CaO
Pada tabung reaksi di panaskan CaO(kami mengunakan cangkang telur) bebas halogen dan di tambahkan n-heksana pada saat masih panas lalu di didinginkan dan di didihkan kembali dengan penambahan air suling dan di tambahkan HNO3 encer sehingga hasil yang di amati larutan menjadi jernih dan banyak gelembung pada permukaan angkang telur.
8.2. Metode leburan dengan natrium
8.2.1.Belerang
Pada percobaan ini larutan L (putih telur) diasamkan dengan asam asetat dan di saring dengan kertas saring yang sudah di tetesi pb-asetat 10% dan di tambahkan larutan Na- niproprosida sehingga hasil yang di dapat ialah endapan putih dan bau yang tidak enak .
8.2.2.Nitrogen
Pada percobaan ini larutan L (putih telur) diasamkan dengan FeSO4 kemudian ditambahkan Fecl3 dan KF 10% lalu ditambah NaOH 10% kemudian dipanaskan dan didinginkan ditambahkan asam sulfat encer yang menghasilkan warna hitam kemudian berubah menjadi warna kuning dan terdapat endapan biru Berlin.
8.2.3. Halogen
Diasamkan larutan L (putih telur) dengan HNO3 pekat lalu ditambah AgNO3 encer kemudian dipanaskan hingga terjadi perubahan warna menjadi kuning dan timbul bau tidak sedap dan terdapat endapan hitam kecoklatan.
8.3.penentuan kelas kelarutan
8.3.1. kelarutan dalam air
Pada percobaan kelarutan dalam air digunakan garam,gula,tepung,minyak hasildan putih telur.dimana hasil yang didapatkan jernih maka larutan bernilai positif dan bila hasil yang didapatkan keruh maka larutan bernilai negatif. Untuk larutan (gula dan minyak) setelah dicampurkan dengan air hasilnya larutan tetap jernih. Hal ini menandakan bahwa untuk minyak dan gula bernilai positif. Untuk larutan tepung dan putih telur setelah dicampurkan dengan air hasilnya larutan menjadi keruh. Hal ini menandakan bahwa untuk tepung dan putih telur bernilai negatif.
8.3.2. Kelarutan dalam Benzene
Pada percobaan ini kami juga menggunakan gula,garam,ktepung,minyak dan putih telur.
Dimana saat menggunakan gula yang dicampurkan dengan eter, hasilnya menjadi jernih. Untuk tepung yang dicampurkan dengan dengan eter, larutan berwarna keruh. Kemudian pada minyak yang dicampurkan dengan eter, larutan jernih dan untuk putih telur yang dicampurkan dengan eter larutan menjadi keruh.
8.3.4. Kelarutan dalam NaOH
Sama dengan percobaan sebelumnya bahan yang digunakan yaitu tepung,gula, garam,minyak dan putih telur. Untuk tepung, ketika dicampurkan dengan NaOH larutan menjadi keruh dan terbentuk endapan.Kemudian untuk putih telur yang dicampurkan dengan NaOH, larutan menjadi bening dan timbul warna pink.
8.3.5 Kelarutan dalam NaHCO3
Dalam kelarutan NaHCO3 dilakukanbpercobaan dengan gula ,tepung ,minyak,garam dan putih telur.
Untuk tepung, setelah dicampurkan dengan NaHCO3. Untuk tepung yang dicampurkan dengan Larutan menjadi keruh, terdapat endapan dan timbulnya gelembung. Kemudian untuk putih telur, hasilnya larutan bening dan terdapat busa.
Pada larutan gula dan garam tidak terdapat endapan dan warna tetap jernih
8.3.6. Kelarutan dalam HCl
Untuk kelarutan dalam HCl digunakan tepung, gula, garam, minyak,dan putih telur.
Dimana tepung yang dicampurkan dengan HCl hasilnya menjadi keruh. Dan pada garam dan Kemudiangulabtidakbterfapat endapan dan warna tetap jernih, untuk putih telur, setelah dicampurkan dengan HCl larutan menjadi keruh dan terdapat endapan.
8.3.7. Kelarutan dalam H2SO4 pekat
Dalam kelarutan H2SO4 dilakukan uji untuk tepung,gula minyak,garam dan putih telur. Untuk tepung, setelah dicampurkan dengan H2SO4. Untuk tepung yang dicampurkan dengan larutan menjadi hitam dan terdapat endapan berwarna putih.pada garam dan gula warna tetap jernih dan tidak menghasilkan emudianendapan, untuk putih telur, hasilnya larutan menjadi keruh.
8.3.8 Kelarutan dalam H3PO4 pekat
Dalam kelarutan H3PO4 dilakukan uji untuk tepung, gula,garam,minyak dan putih telur. Untuk tepung, setelah dicampurkan dengan H3PO4. Untuk tepung yang dicampurkan dengan larutan menjadi jernih. Pada garam hasil larutan menjadi jernih, Kemudian untuk putih telur, hasilnya larutan menjadi jernih juga. Begitu pula dengan gula, larutan menjadi jernih,dan pada minyak pun begitu juga larutan tetap jernih sehingga pada Kelarutan dalam H3PO pekat dapat di katakan hasil yang didapat Sama di setiap bahan yang di gunakan .
PERTANYAAN PASCA PRAKTIKUM
8.1 Analisa unsur
8.1.1. karbon dan hidrogen
Pada saat serbuk CuO dikeringkan dan panaskan pada cawan porselin diatas Bunsen Tidak terjadi perubahan warna maupun wujud.
Pada saat serbuk CuO di tambahkan gula dan di panaskan kembali terjadi perubahan wujud yaitu gula meleleh.
Kemudian CuO dan gula di masukan kedalam tabung reaksi dan di rangkai dengan pipa pengalir gas dan sumbat dan tabung reaksi di panaskan terjadinya pengembunan pada tabung reaksi dan mengalir melalui pipa pengalir gas ke gelas kimia berisi Ca(OH)2 yang menghasilkan gelembung hal ini di sebabkan adanya kandungan karbon dan hidrogen.
8.1.2. Halogen
-tes Beilsteisen
Pada percobaan ini kami memanaskan kawat tembaga hingga membara (berwarna merah) kemudian kawat didinginkan dan di tetesi larutan n-heksana dan kembali di pijarkan yang menghasilkan warna oranye yang disebabkan terbentuknya uap cu-halida.
- tes CaO
Pada tabung reaksi di panaskan CaO(kami mengunakan cangkang telur) bebas halogen dan di tambahkan n-heksana pada saat masih panas lalu di didinginkan dan di didihkan kembali dengan penambahan air suling dan di tambahkan HNO3 encer sehingga hasil yang di amati larutan menjadi jernih dan banyak gelembung pada permukaan angkang telur.
8.2. Metode leburan dengan natrium
8.2.1.Belerang
Pada percobaan ini larutan L (putih telur) diasamkan dengan asam asetat dan di saring dengan kertas saring yang sudah di tetesi pb-asetat 10% dan di tambahkan larutan Na- niproprosida sehingga hasil yang di dapat ialah endapan putih dan bau yang tidak enak .
8.2.2.Nitrogen
Pada percobaan ini larutan L (putih telur) diasamkan dengan FeSO4 kemudian ditambahkan Fecl3 dan KF 10% lalu ditambah NaOH 10% kemudian dipanaskan dan didinginkan ditambahkan asam sulfat encer yang menghasilkan warna hitam kemudian berubah menjadi warna kuning dan terdapat endapan biru Berlin.
8.2.3. Halogen
Diasamkan larutan L (putih telur) dengan HNO3 pekat lalu ditambah AgNO3 encer kemudian dipanaskan hingga terjadi perubahan warna menjadi kuning dan timbul bau tidak sedap dan terdapat endapan hitam kecoklatan.
8.3.penentuan kelas kelarutan
8.3.1. kelarutan dalam air
Pada percobaan kelarutan dalam air digunakan garam,gula,tepung,minyak hasildan putih telur.dimana hasil yang didapatkan jernih maka larutan bernilai positif dan bila hasil yang didapatkan keruh maka larutan bernilai negatif. Untuk larutan (gula dan minyak) setelah dicampurkan dengan air hasilnya larutan tetap jernih. Hal ini menandakan bahwa untuk minyak dan gula bernilai positif. Untuk larutan tepung dan putih telur setelah dicampurkan dengan air hasilnya larutan menjadi keruh. Hal ini menandakan bahwa untuk tepung dan putih telur bernilai negatif.
8.3.2. Kelarutan dalam Benzene
Pada percobaan ini kami juga menggunakan gula,garam,ktepung,minyak dan putih telur.
Dimana saat menggunakan gula yang dicampurkan dengan eter, hasilnya menjadi jernih. Untuk tepung yang dicampurkan dengan dengan eter, larutan berwarna keruh. Kemudian pada minyak yang dicampurkan dengan eter, larutan jernih dan untuk putih telur yang dicampurkan dengan eter larutan menjadi keruh.
8.3.4. Kelarutan dalam NaOH
Sama dengan percobaan sebelumnya bahan yang digunakan yaitu tepung,gula, garam,minyak dan putih telur. Untuk tepung, ketika dicampurkan dengan NaOH larutan menjadi keruh dan terbentuk endapan.Kemudian untuk putih telur yang dicampurkan dengan NaOH, larutan menjadi bening dan timbul warna pink.
8.3.5 Kelarutan dalam NaHCO3
Dalam kelarutan NaHCO3 dilakukanbpercobaan dengan gula ,tepung ,minyak,garam dan putih telur.
Untuk tepung, setelah dicampurkan dengan NaHCO3. Untuk tepung yang dicampurkan dengan Larutan menjadi keruh, terdapat endapan dan timbulnya gelembung. Kemudian untuk putih telur, hasilnya larutan bening dan terdapat busa.
Pada larutan gula dan garam tidak terdapat endapan dan warna tetap jernih
8.3.6. Kelarutan dalam HCl
Untuk kelarutan dalam HCl digunakan tepung, gula, garam, minyak,dan putih telur.
Dimana tepung yang dicampurkan dengan HCl hasilnya menjadi keruh. Dan pada garam dan Kemudiangulabtidakbterfapat endapan dan warna tetap jernih, untuk putih telur, setelah dicampurkan dengan HCl larutan menjadi keruh dan terdapat endapan.
8.3.7. Kelarutan dalam H2SO4 pekat
Dalam kelarutan H2SO4 dilakukan uji untuk tepung,gula minyak,garam dan putih telur. Untuk tepung, setelah dicampurkan dengan H2SO4. Untuk tepung yang dicampurkan dengan larutan menjadi hitam dan terdapat endapan berwarna putih.pada garam dan gula warna tetap jernih dan tidak menghasilkan emudianendapan, untuk putih telur, hasilnya larutan menjadi keruh.
8.3.8 Kelarutan dalam H3PO4 pekat
Dalam kelarutan H3PO4 dilakukan uji untuk tepung, gula,garam,minyak dan putih telur. Untuk tepung, setelah dicampurkan dengan H3PO4. Untuk tepung yang dicampurkan dengan larutan menjadi jernih. Pada garam hasil larutan menjadi jernih, Kemudian untuk putih telur, hasilnya larutan menjadi jernih juga. Begitu pula dengan gula, larutan menjadi jernih,dan pada minyak pun begitu juga larutan tetap jernih sehingga pada Kelarutan dalam H3PO pekat dapat di katakan hasil yang didapat Sama di setiap bahan yang di gunakan .
PERTANYAAN PASCA PRAKTIKUM
1. Mengapa pada identifikasi unsur belerang cangkang telur perlu di asamkan terlebih dahulu dengan asam asetat ?
2. Apa yang menyebabkan minyak dengan pelarut enter dapat larut sedangkan minyak dengan pelarut air tidak dapat larut ?
3.mengapa pada percobaan analisis belerang kertas saring basah harus di tetesi PB asetat 10% ?
X. MANFAAT
Adapun manfaat setelah dilakukannya praktikum ialah
1. Dapat memahami cara cara uji unsur-unsur organik dalam senyawa
2. Dapat mempermudah mengetahui kandungan suatu unsur dalam suatu senyawa
3. Dapat mengetahui perbedaan kelarutan setiap senyawa
XI. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari percobaan ini yaitu:
1. Analisa kualitatif adalah suatu proses identifikasi keberadaan suatu senyawa kimia dalam larutan yang belum di ketahui melalui tahapan pemisahan,pengendapan,uji nyala dll
2. Pada percobaan analisa kandungan karbon dan hidrogen pada sampel menggunakan CuO dan gula yang dipanaskan. Sedangkan untuk analisa belerang, nitrogen, dan Halogen digunakan larutan (x) kemudian di uji keberadaannya pada larutan
3. Mengidentifikasi larutan unknown (yang tidak di ketahui) sama pada percobaan belerang ,halogen,dan nitrogen. Larutan unknown yang di gunakan adalah putih telur
Video percobaan dapat dilihat pada link dibawah ini :
https://youtu.be/IJ0i_M-svsY
2. Apa yang menyebabkan minyak dengan pelarut enter dapat larut sedangkan minyak dengan pelarut air tidak dapat larut ?
3.mengapa pada percobaan analisis belerang kertas saring basah harus di tetesi PB asetat 10% ?
X. MANFAAT
Adapun manfaat setelah dilakukannya praktikum ialah
1. Dapat memahami cara cara uji unsur-unsur organik dalam senyawa
2. Dapat mempermudah mengetahui kandungan suatu unsur dalam suatu senyawa
3. Dapat mengetahui perbedaan kelarutan setiap senyawa
XI. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari percobaan ini yaitu:
1. Analisa kualitatif adalah suatu proses identifikasi keberadaan suatu senyawa kimia dalam larutan yang belum di ketahui melalui tahapan pemisahan,pengendapan,uji nyala dll
2. Pada percobaan analisa kandungan karbon dan hidrogen pada sampel menggunakan CuO dan gula yang dipanaskan. Sedangkan untuk analisa belerang, nitrogen, dan Halogen digunakan larutan (x) kemudian di uji keberadaannya pada larutan
3. Mengidentifikasi larutan unknown (yang tidak di ketahui) sama pada percobaan belerang ,halogen,dan nitrogen. Larutan unknown yang di gunakan adalah putih telur
Video percobaan dapat dilihat pada link dibawah ini :
https://youtu.be/IJ0i_M-svsY
XII . DAFTAR PUSTAKA
Fahrizal, Dwi. 2014. Uji Analisis Kualitatif Zat-Zat Organik yang Terdapat dalam Sayuran. Jurnal Ilmiah. Volume 3, Nomor 1.
Kusumo. 2014. Analisis Kualitatif Zat Organik dalam Buah-Buahan.Jurnal Penelitian. Volume 2, Nomor 1.
Riswiyanto. 2009. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga
Tim Kimia Organik. 2019. Penuntun Praktikum Kimia Organik I.Jambi: Universitas Jambi
1. 1LA
1. Bahan yang di gunakan
2. Penimbangan bahan praktikum
3. Pemanasan serbuk CuO dan gula
4. Uji Kelarutan
5. Analisa unsur pada cangkang telur
Assalamualikum wr. Wb.
BalasHapusSaya Ulul Azmi
NIM :A1C118068
Saya akan menjawab petanyaan nomor 2. Menurut saya , karena air adalah pelarut polar sehingga air akan melarutkan senyawa polar juga. Jika minyak tidak larut dalam air maka minyak dapat dikategorikan kedalam senyawa yg bersifat non polar dan tidak akan bisa larut dalam air. Nah dilihat darisini kalau kita mencampurkan air dan minyak, maka minyak akan berada diatas air dikarenakan minyak memiliki massa jenis lebih kecil dari air. Semoga membantu ya terimakasih....
Assalamualaikum wr.wb saya Hesti Nurmelis dengan NIM A1C118090 akan menjawab pertanyaan nomor 3. Mengapa kertas saring harus ditetesi dengan Pb-asetat 10% ? Berdasarkan literatur penambahan timbal asetat pada kertas saring adalah untuk mengahasilkan endapan yang berwarna coklat kehitaman, yang menandakan terdapat kandungan belerang.
BalasHapusHalloooo suryani , perkenalkan saya Nada Fitri Rahman ,nim :A1C118057. Kelas Reguler A 2018, prodi pendidikan Kimia ,FKIP,UNJA. Saya akan mencoba menjawab pertanyaan saudari suryani ,untuk pertanyaan nomor 1. Alasan cangkang telur tersebut di asamkan terlebih dahulu itu bertujuan agar cangkang tersebut dapat melebur dan dapat dengan mudah diidentifikasi kandungan unsur belerang yang terkandung di dalamnya , dengan cara dideteksi melalui bau yang dihasilkan serta dari perubahan fisik pada cangkang telur tersebut.
BalasHapusBegitu menurut saya
Terimakasih 😊