LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 1 kalibrasi termometer dan penentuan Titik leleh
KIMIA ORGANIK I
NAMA : SURYANI BR NABABAN
NIM : A1C118093
DOSEN PENGAMPU :
DOSEN PENGAMPU :
Dr.Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
Prosedur kerja dapat di lihat pada link berikut:
VII. DATA PENGAMATAN
8.1 Kalibrasi Termometer
No
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1
|
Dicampurkan es dengan air sebanyak 250 ml (2/5 bagian volume).
|
Mencair dan tercampur dengan air
|
2
|
Dimasukkan termometer dan disumbat bagian mulut labu.
|
Suhu 0oC
|
3
|
Diulang percobaan
|
Batas suhu 0oC
|
4
|
2/5 bagian Erlenmeyer diisi oleh air
| |
5
|
Dimasukkan termometer 1 cm diatas permukaan
|
Suhu awal 23oC
|
6
|
Dipanaskan
|
Suhu 100oC
|
8.2 Penentuan Titik Leleh
a. Penentuan titik leleh senyawa murni
No
|
Nama senyawa
|
Suhu Larutan
| |
Awal
|
akhir
| ||
1
|
Naftalen
|
78 oC
|
84 oC
|
2
|
Glukosa
|
120 oC
|
140 oC
|
3
|
Betha-naftol
|
105 oC
|
115 oC
|
4
|
Asam benzoate
|
98 oC
|
150 oC
|
5
|
Maltosa
|
105 oC
|
107 oC
|
B. Penentuan titik leleh campuran dua senyawa
No
|
Campuran Dua Senyawa
|
1 : 1
|
1 : 3
|
3 : 1
| |||
awal
|
akhir
|
awal
|
Akhir
|
awal
|
akhir
| ||
1
|
Nafatalen + Glukosa
|
100oC
|
148oC
|
148oC
|
155oC
|
130oC
|
146oC
|
2
|
Glukosa + Betha-naftol
|
130oC
|
140oC
|
146oC
|
150oC
|
138oC
|
149oC
|
3
|
Betha-naftol + As. Benzoat
|
88 oC
|
92 oC
|
90 oC
|
103oC
|
85oC
|
120oC
|
4
|
Asam benzoate + maltosa
|
110oC
|
120oC
|
100oC
|
155oC
|
97oC
|
135oC
|
5
|
Maltosa + naftalen
|
120oC
|
122oC
|
110oC
|
114oC
|
113oC
|
115oC
|
C. Penentuan titik leleh dengan MPA (Melting Point Apparatus)
No
|
Nama senyawa
|
Suhu Larutan
| |
Awal
|
akhir
| ||
1
|
Naftalen
|
85 oC
|
100 oC
|
2
|
Glukosa
|
160,72 oC
|
180 oC
|
3
|
Betha-naftol
|
110oC
|
115oC
|
4
|
Asam benzoate
|
115oC
|
120oC
|
5
|
Maltosa
|
90 oC
|
102 oC
|
VIII. PEMBAHASAN
Dalam penentuan temperatur suatu zat dingin maupun panas dapat digunakan alat pengukur suhu yaitu termometer.dalam penggunaan nya dalam pengukuran temperatur maka termometer harus di kalibrasi agar keakuratan nya dan ketepatan dalam pengukuran untuk mengetahui suatu termometer layak atau tidak di gunakan. Titik leleh suatu zat padat dapat dilihat pada perubahan fasa dari padat menjadi cair dan juga perbuhan temperatur nya. http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/26/70/
8.1. Kalibrasi termometer
Pada percobaan kalibrasi pada termometer kami menentukan ke akuratan termometer yang akan kami gunakan nantinya sebagai alat penentuan temperatur . Termometer yang akan di gunakan nantinya ialah termometer celicus dan bahan yang di gunakan ialah air dan es batu yang di masukan kedalam erlemenyer kemudian di tutup menggunakan gabus lalu di ukur suhu konstannya sehingga di dapat hasil pada suhu konstan ialah 0°c hasil ini di gunakan sebagai batas bawah termometer. Kemudian dengan percobaan yang Samma di masukan air kedalam erlemenyer kemudian di panaskan air di atas Bunsen lalu di tutup erlemenyer menggunakan gabus dan diletakan termometer 1cm tepat di atas air kemudian didapat hasil nya yaitu 100°c ,hasil ini di gunakan sebagai batas atas termometer. Dari hasil yang di dapat maka dapat dikatakan bahwa termometer yang akan di gunakan layak untuk di pakai.
8.2. penentuan titik leleh
Pada percobaan ini di gunakan larutan glukosa,naftalen, beta-naftol,asam benzoat,dan mulotsa. Selain penentuan titik leleh zat murni di lakukan juga pencampuran beberapa senyawa dengan perbandingan 1:1 ; 1:3 ; 3:1 dengan campuran Naftalen + Glukosa; Glukosa + β-naftol; β-Naftol + Asam Benzoat; Asam Benzoat + Maltosa; Maltosa + Naftalen. Percobaan di lakukan dengan memasukan sampel kedalam pipa kapiler lalu di panaskan di dalam erlemenyer yang berisi minyak dan di tutup bagian atasnya lalu di amati hasil yang di tunjukan pada termometer. Hasil yang di dapat ialah :
Untuk naftalen titik lelehnya yaitu 80°C, glukosa titk lelehnya sebesar 140°C. untuk beta naftol sebesar 115°C, asam benzoate yaitu 140°C, sedangkan untuk maltose sebesar 105°C-107°C. A. Campuran naftalen + glukosa
Pada percobaan ini sampel di gunakan dengan perbandingan 1:1 hasil yang didapatkan dari titik leleh nya itu suhu awalnya 100°C dan suhu akhirnya yaitu 148°C. Pada perbandingan 1:3 titik lelehnya yaitu dengan suhu awal 148°C dan suhu akhirnya 155°C. kemudian perbandingan yang digunakan yaitu 3:1 dengan suhu awalnya yaitu 130°C lalu suhu akhirnya 146°C.
B.Campuran glukosa + beta naftol
Pada percobaan ini sampel di gunakan glukosa + beta naftol dengan perbandingan 1:1 hasil yang didapatkan dari titik leleh nya itu suhu awalnya 130°C dan suhu akhirnya yaitu 140°C. Untuk perbandingan 1:3 titik lelehnya yaitu dengan suhu awal 146°C dan suhu akhirnya 150°C. kemudian perbandingan yang digunakan yaitu 3:1 dengan suhu awalnya yaitu 138°C lalu suhu akhirnya 149°C.
C.Campuran beta naftol + asam benzoate
Pada percobaan ini sampel di gunakan dengan perbandingan 1:1 hasil yang didapatkan dari titik leleh nya yaitu suhu awalnya 88°C dan suhu akhirnya yaitu 92°C. Untuk perbandingan 1:3 titik lelehnya yaitu dengan suhu awal 90°C dan suhu akhirnya 103°C. kemudian perbandingan yang digunakan yaitu 3:1 dengan suhu awalnya yaitu 85°C lalu suhu akhirnya 120°C.
D. Campuran asam benzoate + maltose
Pada percobaan ini sampel di gunakan dengan
perbandingan 1:1 hasil yang didapatkan dari titik leleh nya itu suhu awalnya sebesar 110°C dan suhu akhirnya yaitu 120°C. Untuk perbandingan 1:3 titik lelehnya yaitu dengan suhu awal 100°C dan suhu akhirnya 120°C. kemudian perbandingan yang digunakan yaitu 3:1 dengan suhu awalnya yaitu 97°C lalu suhu akhirnya 135°C.
E.Campuran maltose + naftalen
Pada percobaan ini sampel di gunakan dengan maltose+ naftalen dengan perbandingan 1:1 hasil yang didapatkan dari titik leleh nya itu suhu awalnya 120°C dan suhu akhirnya yaitu 122°C. Untuk perbandingan 1:3 titik lelehnya yaitu dengan suhu awal 110°C dan suhu akhirnya 114°C. kemudian perbandingan yang digunakan yaitu 3:1 dengan suhu awalnya yaitu 113°C lalu suhu akhirnya 115°C
IX.PERTANYAAN PASCA PRAKTIKUM
1. Pada percobaan kalibrasi termometer dan penentuan Titik leleh, terdapat perbedaan hasil antara pengukuran titik leleh yang menggunakan cara manual dengan memakai alat MPA. Apa yang menyebabkan hal itu dapat terjadi?
2. Mengapa pada pecobaan kalibrasi pada titik didih,titik leleh di gunakan air ataupun aquades bukan menggunakan minyak?
3.mengapa pada percobaan titik leleh mulut tabung erlemenyer di tutup?
X. MANFAAT
1. Praktikan dapat mengetahui prinsip prinsip dasar yang mempengaruhi penentuan titik leleh senyawa.
2. Praktikan dapat menentukan kalibrasi pada termometer
2. Praktikan dapat menentukan kalibrasi pada termometer
3. Praktikan mampu membedakan titik leleh senyawa murni dan titik leleh senyawa tidak murni.
4. Praktikan dapat mealukan penentuan titik leleh senyawa murni maupun senyawa tidak murni mengunakan melting point aparattus maupun manual.
XI.KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1.kalibrasi yang dilakukan terhadap termometer memiliki perbedaan skala pada batas bawahnya.
2. Faktor yang mempengaruhi rentang titik leleh ialah zat, sifat, kekuatan alat yang digunakan, ketelitian praktikan.
3. Titik leleh dengan MPA (Melting Point Apparatus) akan menunjukkan skala yang lebih akurat dengan sumber skala listrik dan skala suhu panas ditunjukkan oleh sinyal digital yang dapat di baca langsung pada alat
4. Titik leleh merupakan perubahan fasa padat menjadi fasa cair dalam keadaan setimbang dibawah tekanan 1 atm
XII. DAFTAR PUSTAKA
Anonymous,2009. Kimia Organik.Jakarta:Erlangga
Mukarimah, 2013. Ekstraksi Senyawa Organik. Palembang:Universitas Sriwijaya. Vol.9Syukri, 2003. Kimia Dasar 2. Bandung:ITB
Tim Kimia Organik 1, 2016. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Jambi:Universitas Jambi
http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/26/70/
Saya lisna wiranti dengan nim A1C118001 akan mencoba menjawab pertanyaan no 1. Hal yang paling mungkin adalah zat pengotor sehingga menyebabkan perbedaan suhu yang di ukur melalui 2 cara tersebut.
BalasHapusSaya Sari Bulan (A1C118065) akan membantu menjawab pertanyaan no 2, maaf sebelumnya air merupakan titik didih yang digunakan pada penentuan kalibrasi bukan termasuk titik leleh, minyak tidak digunakan karena titik didih minyak itu besar sedangkan titk didih air itu tepat 100°C dan untuk pengkalibrasian suhunya tidak bisa melebihi 100°C
BalasHapusBaik, perkenalkan nama saya TRIXIE FEDORA IMA GULO dengan NIM A1C118077. Akan membantu anda menjawab keraguan atas permasalahan praktikum yang anda alami. Pada pertanyaan nomor 3, kita memerlukan suhu yang stabil konstan sehingga labu erlenmeyer harus ditutup. Terima kasih, semoga dapat membantu anda :)
BalasHapus