Senin, 10 Februari 2020

Jurnal Kalibrasi Termometer dan penentuan  Titik Leleh

JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I






NAMA : SURYANI BR NABABA
NIM   : A1C118093



DOSEN PENGAMPU :
Dr.Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020




I.         Judul                   : Kalibrasi Termometer dan penentuan  Titik Leleh
II.      Hari/ Tanggal     : 12 Februari 2020
III.   Tujuan                : Adapun tujuan dalam percobaan ini yaitu : 
1.Dapat mengetahui prinsip-prinsip dasar dalam penentuan titik leleh senyawa murni

2.Dapat melakukan kalibrasi termometer sebelum digunakan untuk penentuan titik lelh suatu senyawa murni

3.Dapat membedakan titik leleh suatu senyawa murni dengan senyawa yang tidak murnian
4.Dapat melakukan penentuan titik leleh suatu senyawa murni yang diberikan sebagai sampel

IV. LANDASAN TEORI
          Termometer merupakan alat ukur pengukur panas,dingin maupun keadaan biasa dalam bentuk padat ,cair maupun uap yang perlu diperhatikan ketepatan maupun keakuratan pengukurannya dalam penentuan hasil pengukuran . Karna pentingnya keakuratan hasil pengukuran termometer dalam dalam penggunaannya pada laboratorium, maka praktikan perlu mengidentifikasi apakah termometer masih layak digunakan dengan cara mengkalibrasi ya terlebih dahulu .
            Titik leleh merupakan perubahan fasa suatu zat dari padat menjadi uap sehingga suhu zat menjadi tingkat kemurniannya  dimana semakin kecil selisih suhunya maka semakin tinggi kemurnian zat tersebut.  (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/26/70/)
          Titik leleh suatu senyawa organik lebih mudah di amati yaitu dimana keadaan senyawa berada pada keadaan akan tepat meleleh yang biasanya titik leleh nya sangat tajam dimana berada pada suhu 127-128 °c .dimana pada saat meleleh Terjadi perubahan energi pada suatu senyawa yang diakibatkan adanya zat pengotor (Syukri,2003).

Jika suatu zat berubah wujud dari padat menjadi cair maka dapat dikatakan titik leleh. Berat molekul dan simetris molekul juga mempengaruhi titik leleh suatu senyawa,Namun pada hidrogen tidak berpengaruh karna jarak antar molekul pada hidrogen berdekatan pada saat hidrogen dalam bentuk padat (Anonymous,2009)

Pada zat padat terdapat molekul molekul yang berbentuk kisi yang teratur yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan elektrostatik. Molekul molekul tersebut akan terlepas jika zat di panaskan hal ini dikarenakan energi kinetik  molekul molekul tersebut akan naik yang menyebablan bergetarnya molekul yang menyebabkan ikatan molekul tersebut terputus (Tim kimia organik 1, 2019).

 Menurut  Mukarimah(2013) kalibrasi dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
1.  Prosedur
Prosedursangatlah penting dikarenakan suatu hasil kalibrasi di tentukan oleh prosedur pada saat pengkalibrasian agar hasil pengkalibrasian akurat 
2. Kalibrator 
Kalibrator harus lebih baik daripada alat yang akan di kalibrasi. 
3.Tenaga pengkalibrasi K
Ketelitiandan keterampilan juga sangat berpengaruh dalam kalibrasi.
4. Periode kalibrasi
Jarak kalibrasi yang satu dengan yang lainnya memiliki waktu yang tepat.

V.   Alat dan Bahan
    5.1 Alat
                 1. Termometer
                 2. Labu erlenmeyer
                 3. Bunsen
                 4. Pipa gelas kapiler
                 5. Korek api
                 6. Stick
                 7. Benang
                 8. MPA (Melting Point Apparatus)
                 9. Kaki tiga

    5.2 Bahan
                 1. Bubuk es
                 2. Aquades
                 3. Gabus/kapas/styrefoam
                 4. Minyak
                 5. Naftalen
                 6. Glukosa
                 7. Alpha-naftol
                 8. Asam benzoat
                 9. Maltosa
                 10. Kertas grafik
                 11. Oil bath atau water bath 


VI.  Prosedur Kerja
            6.1 Kalibrasi Termometer
  1.  Dibuat campuran bubuk es dan air dalam labu Erlenmeyer 250 ml sehingga 2/5 volumenya terisi
  2. Dimasukan thermometer hingga ujungnya menyentuh campuran + air, sumbatlah mulut labu Erlenmeyer tersebut dengan gabus sehingga campuran tersebut terisolasi dari udara luar
  3. Dicatat batas bawah skala thermometer tersebut (0)
  4. Diangkat thermometer dan diulangi lagi prosedur 1-3 tersebut
  5. Dimasukan thermometer hingga tepat 1 cm di atas permukaan air, sumbat dan usahakan thermometer berada pada posisi tegas atau vertikal 
  6. Diletakan pemanasan dan dicatat suhu saat mulai mendidih dan suhu tidak naik-naik lagi (konstan)
  7. Diulangi prosedur 3-7 sekali lagi

   6.2 Penentuan Titik Leleh
  1. Diambil pipa gelas kapiler, lalu dibakar unjung sehingga tertutu
  2. Dimasukan sampel zat murni atau campuran dari ujung lainya, lalu dipadatkan  dengan bantuan stick yang berlobang tengahnya. Tinggi sampel dalam pipa kapiler tidak lebih dari 2 mm
  3. Diikat pipa kapiler dengan thermometer menggunakan benang
  4. Dimasukan alat tersebut kedalam Erlenmeyer yang telah diisi air atau minyak dengan mengisi 2/3 erlenmeyer dan sumbat dengan gabus mulut erlenmeyer
  5. Dipanaskan perangkat alat ini secara secara perlahan
  6. Dicatat suhu saat tepat zat meleleh hingga semua zat meleleh
  7. Dilakukan prosedur 1-5 sebanyak dua kali untuk tiap sampel yang diberikan. Sampel murni terdiri dari naftalen, glukosa, alpha-naftol, asam benzoate dan maltose
  8. Dilakukan cara yang sama tentukan titik leleh campuran dua senyawa dengan proporsi 1:1, 1:3, dan 3:1
  9. Digambar titik autentik yang dperoleh pada kertas millimeter block

            6.3 Demonstrasi Titik Leleh dengan MPA (Melting Point Apparatus)
  1. Ditempatkan sampel yang akan ditentukan titik lelehnya pada pipa gelas setebal lebih kurang 2 mm 
  2. Ditempatkan pipa kapiler dibagian atas
  3. Tedapat 3 lubang yang diameternya 3 mm
  4. Dimasukan sampel pada lubang 1
  5. Dimasukan pipa kapiler pada lubang 1 dan 2
  6. Dihubungkan alat dengan tombol listrik dan on kan dan diatur dengan tombol agar naik secara konstan dengan kecepatan tertentu
  7. Diamati dari lubang kecil pada alat
  8. Diperhatikan variabel suhu saat zat mulai meleleh
Video dapat dilihat pada link berikut ini : 
https://youtu.be/hyCGFFQFevo

Dari video di atas terdapat beberapa permasalahan yaitu:
1. Mengapa pada percobaan ini harus di gunakan pipa kapiler ?
2. Pada percobaan tersebut mengapa pipa kapiler di bakar terlebih dahulu ujungnya?apakah tidak menimbulkan efek pada percoban ?
3. Pada percobaan ini Prinsip kerja apa yang terjadi di dalam pipa kapiler?




4 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. martachemsedu11 Februari 2020 02.57
    Perkenalkan Nama saya Marta Febryza Manalu Rambe dengan NIM A1C118037 akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 2. Pipa kapiler dibakar agar agar sampel tersebut utuh didalam pipa tersebut dan dapat diketahui titik lelehnya. Pembakaran ujung berpengaruh karena udara jadi tidak dapat masuk dan mengganggu percobaan.

    BalasHapus
  3. Perkenalkan nama saya Isnaini Puji Rahayu,dengan NIM A1C118020. Saya akan menjawab pertanyaan nomor 1. Menurut saya pada percobaan ini digunakan pipa kapiler karena memiliki ukuran yang pas. Baik ketika penentuan titik lelwh menggunakan termometer ataupun menggunakan alat.

    BalasHapus
  4. Perkenalkan saya M.Riyo Agung Kurnia NIM A1C118011. Saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 3. prinsip kerja yang terjadi dalam pipa kepiler terletak pada pemberian energi panas kepada pipa kapiler melalui pemanasan untuk menentukan titik leleh. Suhu pada pemanasan berpengaruh terhadap pelelehan yang terjadi.

    BalasHapus