Senin, 27 Januari 2020

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I (Analisa Kualitatif Unsur-Unsur Zat Organik dan Penentuan Kelas Kelarutan)

JURNAL PRAKTIKUM  KIMIA ORGANIK I
(Analisa Kualitatif Unsur-Unsur Zat Organik dan Penentuan Kelas Kelarutan)


DISUSUN OLEH:
SURYANI BR NABABAN
A1C118093

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020

Percobaan 1 
I.Judul : Analisa Kualitatif Unsur-Unsur Zat Organik dan Penentuan Kelas Kelarutan 
II. Hari/Tanggal : Rabu/29 Januari 2020
III.Tujuan  : 
   Adapun Tujuan dalam Praktikum kali ini yaitu:
1.      Dapat mengetahui prinsip dasar dalam analisa kualitatif dalam kimia organik.
2.      Dapat mengetahui tahapan kerja analisa yang dimulai dengan unsur jarbon, hidrogen, belerang , nitrogen, halogen dalam suatu senyawa organik dan penentuan kelas kelarutannya.
3.       Dapat mencoba beberapa senyawa unknown untuk dianalisa.    

. Landasan Teori

Menurut tim kimia Organik I (2016), Dalam analisa organik kualitatif suatu senyawa organik yang tidak diketahui dapat di identifikasi. Analisa dapat dilakukan sebab setiap senyawa mempunyai sifat dan ciri yang berbeda-beda baik jenis pelarut atau pun jumlah kelarutannya. Kelarutan suatu zat dapat dibagi berdasarn bentuk  klasifikasi dan jenis pelarutnya.Kamm membuat sistematik klasifikasi kelarutan sebagai berikut :
Dalam kelangsungan hidup zat zat organik memiliki peranan penting , zat zat tersebut memiliki fungsi tersendiri dimana di bedakan oleh keragaman unsurnya .Oleh karna itu indentifikasi kandungan unsur penyusun suatu senyawa organik dan kelarutannya dapat mengestimasi rumus empiris dan molekulnya.Dengan identifikasi kandungan unsur dan kelarutanya kita dapat mengungkapkan peranan unsur, namun dapat juga di prediksi sifat kelarutannya senyawa organik polar maupun nonpolar  (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/ ).
Senyawa organik adalah golongan besar yang mengandung karbon,kecuali karbida,karbonat dan oksida logam. Pembeda antara kimia organik dan an organik adalah ada atau tidaknya ikatan karbon hidrogennya, sehingga asam karbonat termasuk anorganik dan asam lemak pertama organik. Oksigen merupakan unsur umum dalam senyawa organik. Cara mendeteksi keberadaan unsur tersebut dengan menggunakan pereaksi feroks,apabila feroks yang di tetesi senyawa sampel akan berubah menjadi merah ,sedangkan untuk mendeteksi nitrogen dan belerang dipanaskan dan ditambahkan padatan natrium yang kemudian di panskan kembali menjadi ekstak natrium (kusumo,2014).
Suatu zat kimia tertentu memiliki kemampuan tertentu dalam kelarutannya, zat terlarut disebut solute dan zat pelarut di sebut solvent . gugus fungsi adalah kedudukan kereaktifan kimia dalam molekul.dalam penentuan unsur senyawa organik dapat dilakukan dengan analisis kualitatif (fahrizal,2014).
Zat zat yang terbentuk dari penggabungan unsur-unsur disebut senyawa.senyawa dapat dihasilkan dari beberapa reaksi melalui pembentukannaya. banyak senyawa organik yang merupakan komponen penting dalam biokimia diantaranya adalah protein,lemak dan karbohidrat(riswiyanto,2009).       
   
      V Alat dan Bahan
5.1 Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
v  Cawan Porselin                                  
v  Bunsen
v  Tabung reaksi Pyrex                         
v  Pipa pengalir gas
v  Kawat                                                
v  Gelas Kimia
v  Keping asbes                                    
v  Pipet tetes
v  Tabung reaksi kecil (50 x 8)mm       
v  Kertas saring

5.2 Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
v  Serbuk CuO kering                             
v  Gula
v  Larutan Ca(OH)2                                               
v  Larutan CCl4
v  Larutan CaO                                        
v  Air suling
v  Larutan HNO3 encer                           
v  Larutan AgNO3 encer (5-10%)
v  Logam Na                                           
v  Cuplikan yang mengandung Halogen, S dan N
v  Larutan Lassaigne                               
v  Asam asetat
v  Pb-asetat 10%                                     
v  Larutan Na-nitroprosida
v  Larutan FeSO4                                                    
v  Larutan FeCl3
v  Larutan KF 10%                                 
v  Larutan NaOH 10%
v  Asam sulfat encer                               
v  Pelarut eter
v  Larutan NaOH 5%                             
v  Larutan HCl encer Larutan NaHCO3
v  Asam Sulfat pekat

VI.   PROSEDUR KERJA

6.1  ANALISA UNSUR
 6.1.1 Karbon dan Hidrogen
a. Diletakkan  1-2 gram serbuk CuO kering kedalam cawan porselin, keringkan beberapa saat diatas pemanas Bunsen.
b. Selagi CuO hangat, campurkan hati-hati dengan sejumlah gula (lebih kurang 1/10 jumlah CuO),pindahkan kedalam tabung reaksi pyrex dengan dilengkapi sumbat dan pipa pengalir gas.
c.  Disusun tabung pengalir gas, sehingga gas yang mengalir bisa masuk kedalam tabung yang berisi 10 ml larutan Ca(OH)2.
d. Dipanaskan campuran, amati hasilnya. Perhatikan air yang mengembun ditabung reaksi bagian atas.
 6.1.2 Halogen
6.1.2.1  Tes Beilstein
a.  Dipanaskan kawat tembaga sampai kemerah-merahan dan tak memberikan nyala lain.
b. Didinginkan, lalu tetesi kawat tersebut dengan dua tetes CCl4
c.  Dipijarkan kembali lalu amati warna nyala yang ditunjunkan oleh uap Cu-halida yang terbentuk
6.1.2.2  Tes CaO
a.Dipanaskan sejumlah CaO bebas halogen sampai suhu tinggi dalam tabung reaksi besar lalu tambahkan dua tetes CCl4
b. Setelah dingin, didihkan dengan 5-10 ml air suling, lalu tuangkan kedalam gelas kimia 100 ml dan larutan dalam HNO3encer (1 vol HNO3 pekat dalam 1 vol air suling
c. Jika larutan jernih tidak didapat, saring dengan kertas saring biasa. Tambahkan 2-3 ml larutan AgNO3 encer (5-10%). Amati apa yang terjadi.
6.1.3        Metode Leburan dengan Natrium
a. Ditempatkan kedalam keping asbes, dimasukkan sebiji logam Na, dipanaskan sampai meleleh, ditambahkan cuplikan halogen dan N, kemudian dipijarkan sampai membara didalam tabung reaksi.
b. Diisi air suling 15 ml, dimasukkan tabung reaksi kecil dan tabung akan pecah, dihancurkan sisa tabung,didihkan kembali lalu disaring, dan digunakan “larutan lassaigne” untuk keperluan berikutnya didalam gelas kimia.
Ø   Belerang. Diasamkan larutan 1 3 ml dengan asam asetat, ditetesi kertas saring dengan Pb asetat 10% , kemudian ditambahkan 1-2 tetes larutan Na-Nitroprosida pada bagian lainnya dalam kertas saring.
Ø Nitrogen. Ditambahkan 3ml larutan FeSO4, 1 tetes FeCl, 3 tetes FeCl, 3 tetes KF 10%, ditambahkan 1-2 ml NaOH 10% kemudian didihkan, diasamkan dengan asam sulfat encer(20-25%) jika tidak ada belerang, ditambahkan 3ml larutanL 5 tetes FeSO4 1-2 ml NaOH. Dipanaskan disaring endapan FeSO4. Diasamkan dengan H2SO4 encer (10-2-%), kemudian ditambahkan 5 tetes KF 10% didalam gelas kimia.
Ø Halogen. Ditambahkan 3 ml larutan dengan HNO3 encer, dididihkan 5-10 menit jika N dan S ada, ditambahkan 5 ml AgNO3 (5-10%) didihkan dalam gelas kimia

6.2 Penentuan kertas kelarutan
6.2.1 kelarutan dalam air
a.  Dimasukkan 0,1 gr zat padat atau 3 tetes zat cair
b.  Ditambahkan 3 ml air suling dikocok kuat
c.  Dilakukan tes kelarutan dalam eter bila larutan jernih (+) dan tes kelarutan dengan pelarut lain bila kelarutan keruh(-). Didalam tabung reaksi besar

6.2.2 Kelarutan dalam Eter
a.  Dilakukan sama seperti diatas
b. Ditambahkan 3 ml pelarut eter
c.  Bila jernih artinya (+) larut dalam eter atau sebaliknya

6.2.3 Kelarutan dalam NaOH 5%
a.  Dilakukan sama seperti diatas
b. Ditambahkan 3 ml NaOH 5%
c.  Bila jernih (+) dan bila keruh(-) biasanya disertai dengan perubahan warna
d.  Disaring campuran, filtratnya dinetralkan dengan HCl encer didalam tabung reaksi besar
6.2.4 Kelarutan dalam NaHCO3 5%
a.  Dilakukan sama seperti diatas
b. Ditambahkan 3 ml larutan NaHCO3 5% bila timbul gas CO2 didalam tabung reaksi besar
maka hasilnya (+) dan sebaliknya (-)
6.2.5 Kelarutan dalam HCl
a.  Dilakukan sama seperti diatas
b. Ditambahkan HCl 5% sebanyak 5 ml dikocok, diamati, bila jernih (+) keruh (-)
c. Jika meragukan, disaring campuran dan filtratnya dinetralkan dengan NaOH encer bila keruh (-) didalam tabung reaksi besar

6.2.6 Kelarutan dalam H2SO4 pekat
a.  Dilakukan sama seperti diatas
b. Ditambahkan 3 ml H2SO4 pekat bila jernih timbnas atau perubahan warna dan hasilnya positif, dilakukan dalam tabung reaksi besar

6.2.7 Kelarutan dalam H3POpekat
a.Dilakukan sama seperti diatas
b.Ditambahkan asam fosfat pekat, bila jernih (+) didalam tabung reaksi besar


Lampiran link          
        https://www.youtube.com/watch?v=2LNLi6NQzjM


Dari video di atas terdapat permasalahan yaitu :
1. Mengapa kertas saring yang sudah di basahi dengan kobal 2 klorida harus di keringkan ?
2. Pada percobaan 2 apa tujuannya di masukkan kapas yang sudah di bubuhi cacl2  pada tabung reaksi ?
3. Pada percobaan 2 pada saat larutan yang sudah di panaskan mengeluarkan bau gas mengapa larutan di periksa menggunakan kertas lakmus merah yang lembab mengapa tidak menggunakan kertas lakmus normal?

3 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya M.Riyo Agung Kurnia (A1C118011) akan mencoba menjawab pertanyaan no 3. Mengapa yang digunakan adalah kertas lakmus merah yang dilembabkan. Sebab kertas lakmus berfungsi untuk untuk menentukan sifat senyawa asam, basa atau netral. Namun karena larutan yang dipanaskan mengeluarkan bau gas maka digunakan kertas lakmus yang lembab.

      Hapus
  2. perkenalkan nama saya indah syafitri (A1C118018) saya akan membantu jawab pertanyaan no 2, tujuan dari dimasukannya kapas kedalam tabung reaksi yaitu agar gas yang dihasilkan dari pembakaran gula dan CuO tersebut tidak dapat keluar bebas .

    semoga membantu...

    BalasHapus